Burung - burung legendaris yang terkenal diseluruh dunia.
FENGHUANG
Pada
awalnya Fenghuang digambarkan sebagai dua ekor burung dimana yang
jantan disebut Feng 鳳 dan yang betina disebut Huang 凰, mulai muncul pada
awal dinasti Shang (sekitar 4.000 tahun yang lalu). Pada masa dinasti
Han (2.200 tahun yang lalu) dua burung ini sering digambarkan saling
berhadapan satu dengan yang lain. Namun pada masa dinasti Yuan kedua
sosok ini digabungkan dan secara general disebut sebagai Pheonix atau
Raja Para Burung dan dijadikan simbol Permaisuri dimana Naga menjadi
simbol Raja.
Namun
semenjak masa Raja Jiajing (1522 - 1566) burung ini kembali dijadikan
dua sosok yang berbeda. Yang jantan dapat dikenali dari 5 / 3 bulu ekor
(lima / tiga ~ ganjil ~ yang) sementara yang betina memiliki 2 bulu ekor
(satu ~ genap ~ yin).
Fenghuang
dalam bahasa jepang ho-o , merupakan burung legendaris yang unik dengan
rupa asli yang luar biasa.
According
to scripture Erya - chapter 17 Shiniao, Fenghuang is said to be made up
of the beak of a rooster, the face of a swallow, the forehead of a
fowl, the neck of a snake, the breast of a goose, the back of a
tortoise, the hindquarters of a stag and the tail of a fish.[1] Today,
however, it is often described as a composite of many birds including
the head of a golden pheasant, the body of a mandarin duck, the tail of a
peacock, the legs of a crane, the mouth of a parrot, and the wings of a
swallow.
Its body symbolizes the six celestial bodies. The head is the sky, the
eyes are the sun, the back is the moon, the wings are the wind, the feet
are the earth, and the tail is the planets. Its feathers contain the
five fundamental colors: black, white, red, blue and yellow. It is also
sometimes depicted as having three legs.
Fenghuang
tidak memiliki koneksi dengan Pheonix dari tradisi barat yang berasal
dari mitologi Mesir, karena dalam mitologi mesir Pheonix digambarkan
sebagai burung prehistorik Bennu Heron. Berbeda dengan Fenghuang yang
digambarkan sebagai chimera (makhluk yang wujudnya terdiri dari beberapa
binatang sekaligus), Pheonix dalam mitologi mesir labih menyerupai
heron atau elang.
JATAYU
Jatayu
(Sansekerta: जटायू,; Jatāyū) adalah tokoh protagonis dari wiracarita
Ramayana, putera dari Sang Aruna dan keponakan dari Sang Garuda. Ia
merupakan saudara Sempati. Ia adalah seekor burung yang melihat
bagaimana Dewi Sita diculik oleh Rawana. Ia berusaha melawan tetapi
kalah bertarung dan akhirnya mati. Tetapi ketika belum mati dan masih
sekarat masih bisa melaporkan kepada Sri Rama bahwa Dewi Sita istrinya,
diculik.
Setelah Jatayu menghembuskan nafas terakhirnya, Sang Rama bersabda:
“ Hé Jatayu mahā dibya, wênang dharaka ring hurip, sangka ryasih ta
mamitra, bapangku kalulut têmên, tumuluy têka ring putra, ah ō dibyanta
hé kaga. Sêdêng tat mahurip nguni, bapangku mahurip hidêp, ri pêjah ta kunêng mangke, menyak uwuh-uwuh. (Kakawin Ramayana) ”
terjemahan:
“ Hai jatayu yang maha mulia, sungguh kuat dikau memepertahankan jiwa.
Karena cinta kasihmu bersahabat terhadap ayahku lekat sekali,
berkelanjutan sampai kepada aku, puteranya. Amatlah mulia wahai dikau
burung perkasa. Tatkala engkau masih hidup tadi, ayahku kurasakan masih
hidup, sekarang ketika engkau telah meninggal, sungguh bertambah sedih
hatiku. ”
Tempat dimana Sri
Rama menemukan Jatayu yang sedang sekarat dinamakan JatayuMangalam,
sekarang dikenal sebagai ChadayaMangalam, terletak di Distrik Kollam,
Kerala. Batu besar di tempat tersebut dinamai JatayuPara, diambil dari
nama Jatayu. Tempat itu dimanfaatkan sebagai obyek wisata.
Dipercaya Jatayu merupakan anak dari Garuda dan merupakan keponakan dari Naga.
HUMA
Burung
Huma (Persia : هما) adalah burung legendaris dari fabel sufi yang
dikatakan tidak pernah beristirahat, menghabiskan seluruh hidupnya
terbang mengelilingi bumi dan tidak pernah mendarat (ada juga legenda
yang mengatakan dia tidak memiliki kaki). Kata huma berasal dari dua
kata yang brbeda, "hu" melambangkan jiwa dan "ma" melambangkan air.
Dalam mitologi Turkin huma memiliki persamaan dengan burung kumay atau
umay, dimana umay adalah dewi kesuburan dan keperawanan.
Dalam
beberapa legenda, huma digambarkan memiliki kemampuan seperti burung
pheonix dimana dia membakar dirinya sendiri dalam jangka waktu beberapa
ratus tahun dan lahir kembali dari abu ang ditinggalkannya. Dikatakan
juga burung ini memiliki dua jiwa dalam satu tubuh (pria dan wanita)
dimana setiap jiwanya memiliki satu sayap dan satu kaki.
Huma
juga memiliki reputasi sebagai burung pembawa keberuntungan dimana
dipercaya setiap bayangannya jatuh dikepala seseorang maka orang
tersebut akan menjadi raja. Karena itu, bulu yang menghiasi sorban
seorang raja dipercaya merupakan bulu dari burung huhma.
Dalam tradisi sufi, menangkap huma merupakan suatu hal yang tidak
mungkin dilakukan. Namun menangkap bayangan atau sosoknya dipercaya
dapat membuat orang itu bahagia seumur hidupnya. Orang yang mampu
menangkap huma tidak akan bertahan hidup lebih dari empat puluh hari.
YATAGARASU
Dalam
mitologi jepang, yatagarasu (八咫烏, "eight-span crow") adalah seekor
burung gagak yang kemunculannya merupakan perwujudan kehendak surga atau
campur tangan dewa dalam permasalahan manusia. Walaupun tidak ada
keterangan jelas, yatagarasu dipercaya merupakan penjelmaan Taketsunimi
no Mikoto.
Yatagarasu merupakan hewan peliharaan dewi matahari Amaterasu dalam
dokumen kuno berjudul Nihon Shoki (日本書紀) dan Kojiki (古事記) yang bertugas
menjaga matahari dan mengawal kaisar Jimmu. Dalam tugasnya mengawal
kaisar Jimmu, yatagarasu berperan penting dalam memberi paduan arah
kaisar dan pasukannya dalam sebuah ekspedisi penaklukan ke timur.
Sejauh ini jumlah kaki yatagarasu masih merupakan kontroversi karena
beberapa sumber tidak menyebutkan jumlah kaki yatagarasu sama sekali.
Kontroversi lainnya, ada sebuah kerancuan antara yatagarasu dan burung
layang-layang emas. Karena dalam dokumen kojiki walaupun yatagarasu
muncul dalam cerita, tidak disebutkan bahwa dialah yang membimbing
kaisar Jimmu melainkan sang burung layang-layang.
GARUDA
Garuda (Sanskerta: Garuḍa dan Bahasa Pāli Garula)
adalah salah satu dewa dalam agama Hindu dan Buddha. Ia merupakan wahana
Dewa Wisnu, salah satu Trimurti atau manifestasi bentuk Tuhan dalam
agama Hindu. Garuda digambarkan bertubuh emas, berwajah putih, bersayap
merah. Paruh dan sayapnya mirip elang, tetapi tubuhnya seperti manusia.
Ukurannya besar sehingga dapat menghalangi matahari.
Bangsa Jepang juga mengenal Garuda, yang mereka sebut Karura. Di Thailand disebut sebagai Krut atau Pha Krut.
Garuda adalah seekor burung mitologis, setengah manusia setengah burung,
wahana Wisnu. Ia adalah raja burung-burung dan merupakan keturunan
Kaśyapa dan Winatā, salah seorang putri Dakṣa. Ia musuh bebuyutan para
ular, sebuah sifat yang diwarisinya dari ibunya, yang pernah bertengkar
dengan sesama istri dan atasannya, yaitu Kadru, ibu para ular.
Sinar Garuda sangat terang sehingga para dewa mengiranya Agni (Dewa Api)
dan memujanya. Garuda seringkali dilukiskan memiliki kepala, sayap,
ekor dan moncong burung elang, dan tubuh, tangan dan kaki seorang
manusia. Mukanya putih, sayapnya merah, dan tubuhnya berwarna keemasan.
Ia memiliki putera bernama Sempati (Sampāti) dan istrinya adalah Unnati
atau Wināyakā. Menurut kitab Mahabharata, orang tuanya memberinya
kebebasan untuk memangsa manusia, tetapi tidak boleh kaum brahmana.
Suatu ketika, ia menelan seorang brahmana dan istrinya. Lalu
tenggorokannya terbakar, kemudian ia muntahkan lagi.
--------------------------------------------------------------------------
Garudeya
Rangkaian relief pada candi kidal menggambarkan kisah Garudeya diawali
pada dinding sebelah kiri candi di mana Sang Garuda sedang bertarung
dengan para naga. Candi Kidal letaknya di Desa Rejokidal, Kecamatan
Tumpang, Kabupaten Malang. Setelah dipugar, ukurannya panjang 10,8 m,
lebar 8,36 m, tinggi 12,26 m. Tinggi aslinya 17 m. Candi Kidal adalah
pendharmaan Raja Anusapati yang wafat pada tahun 1248 M.Nama Kidal
mungkin berasal dari bentuk relief-relief candi yang tidak lazim, di
mana umumnya hiasan/relief pada suatu candi bersifat pradaksina
(Sansekerta = searah jarum jam, dari kanan ke kiri ) tetapi Candi Kidal
ini justru bersifat prasawya (Sansekerta = berlawanan dengan arah jarum
jam, dari kiri ke kanan / seperti arah jarum jam bagi pengikut Islam
& peradaban Nusantara Baru saat ini ).
|
Add caption |
Kemudian pada dinding belakang candi tampak relief Sang Garuda sedang
menjinjing guci bersifat amrtha. Pada dinding sebelah kanan candi
terdapat pahatan relief yang menggambarkan Sang Garuda dengan ibundanya,
dalam kitab Asatadasaparwa, Wrhatkatha, Garudamahapurana dan
Adiparwa.Winata.Kisah Garudeya secara singkat adalah dimulai dari kisah
persaingan antara Kadru dan Winata, keduanya istri Kasyapa, orang bijak.
Kadru adalah ibu dari para ular naga. Sedang Winata adalah ibu dari
burung garuda. Keduanya berselisih mengenai warna kuda Uccaihsrawa yang
muncul bersama air amrtha ketika samudra purba diaduk. Kadru menganggap
warna kuda adalah hitam, sedang Winata menganggap warna kuda itu adalah
putih. Dari sengitnya perselisihan pendapat, akhirnya keduanya sepakat
untuk bertaruh, yang kalah akan menjadi budak yang menang. Para ular
naga tahu bahwa ibu mereka salah. Mereka memberitahu ibunya. Kadru
kemudian membuat rencana agar anak-anaknya mengubah warna kuda
Uccaihsrawa dengan bisanya. Usaha ibu beranak itu pun berhasil. Winata
kalah dan dijadikan budak oleh Kadru.
Di Bandara Svarnabhumi (Bangkok)ada patung yang menceritakan tentang
tirta amarta ini juga.Dalam buku berbahasa Thai berjudul Lokadipani
tulisan Phra Dhammadhirajamahamuni Maka, berlagalah kedua makhluk
dahsyat itu dengan serunya. Segala jurus dan usaha dari nagaraja untuk
membelit dan menundukkan raja garuda selalu gagal. Dengan lincah dan
ligatnya garuda menghindar dan membalas serangan sang naga. Api berbisa
yang berkobar-kobar pun seolah-olah bagaikan angin sepoi-sepoi dirasakan
garuda.
PHOENIX
Phoenix dalam budaya barat diperkenalkan dari mitologi Yunani, dimana kata pheonix memiliki arti merah keunguan atau crimson.
Pheonix digambarkan burung matahari dengan bulu berwarna-warni indah
laksana pelangi dan memiliki ekor panjang dengan warna keemasan atau
merah tua. Memiliki masa hidup 500tahun - 1000tahun sekali dimana pada
akhir masa hidupnya ia membangun sebuah sarang ditempat yang tidak
terusik manusia untuk kemudian membakar dirinya sendiri. Telur baru akan
muncul dari abunya dan seiring dengan berjalannya waktu telur tersebut
akan menetas menjadi pheonix baru, dalam beberapa tradisi disebutkan
pheonix baru akan membawa sisa abu tadi dan menyerahkannya kepada dewa
Helios ~ dewa matahari dalam mitologi yunani.
Memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri maupun menyembuhkan
luka makhluk lain dengan tetes air matanya. Memiliki suara indah laksana sebuah nyanyian yang mampu memikat dewa helios.
Tinggal didekat sumber air dan memandikan dirinya setiap senja sambil
bernyanyi. Dalam mitologi, dewa helios terpikat dengan keindahan
suaranya dan selalu menghentikan keretanya (matahari) untuk
mendengarkannya setiap hari. Karenanya disebutkan senja adalah masa
terindah dari matahari karena dia sedang diam dan tersenyum teduh
mendengar nyanyian sang pheonix.
ALKONOST, SIRIN & GAMAIU
Dalam mitologi Rusia, ada kisah mengenai tiga burung separuh wanita
Alkonost , Sirin dan Gamaiu / Gamayun
Alkonost
Dengan badan seekor burung, alkonost memiliki kepala dan dada seorang
wanita. Memiliki nama yang berasal dari tokoh mitologi manusia separuh
dewa Alcyone yang dirubah oleh para dewa menjadi seekor ikan kingfisher.
Alkonost bereproduksi dengan cara bertelur dipinggiran pantai dan
meletakkan mereka kedalam air. Telur akan menetas setelah enam hingga
tujuh hari dan akan mengakibatkan badai.
Alkonost dipercaya sebagai kehendak dewa, dimana dia hidup disurga dan
akan turun kebumi untuk menyampaikan pesan dewa kepada manusia. Dia
memiliki suara nyanyian yang sangat indah yang menandakan masa depan
cerah dan bersifat positif, namun semua orang yang mendengarnya akan
melupakan apapun saat itu. Alkonost memiliki image sebagai burung
kebahagiaan, bertolak belakang dengan burung penderitaan : sirin.
Alkonost dan Sirin
Sirin
Mngambil bentuk yang tidak jauh dari akonost, sirin mendapat namanya
berdasarkan mitologi yunani : siren. Sebagai representasi dari kehendak
dewa dan keseimbangan dunia.
Seperti alkonost, sirin dipercaya memiliki suara nyanyian yang indah dan
mampu memikat manusia. Namun lagunya dapat membuat manusia terus
mengikutinya dan akan menginggal secara perlahan.
Gamaiun / Gamayun
Burung surgawi yang memiliki ukuran besar dan kerap
kali digambarkan berwarna putih ini, hampir menyerupai alkonost dan
sirin. Memiliki bentuk burung namun dengan kepala dan dada seorang
wanita.
Memiliki image sebagai burung kebijaksanaan dan pengetahuan, nyanyiannya
merupakan pertanda akan datangnya kebahagiaan. Tinggal jauh dibagian
timur bumi, gamayun satu-satunya burung dalam mitologi rusia yang tidak
tinggal di surga melainkan hanya didekat surga.
HARPY
Dalam mitologi yunani, (Latin: harpeia, Greek:
ἅρπυια, harpūia) adalah satu makhluk bersayap yang selalu mencuri
makanan dari sang peramal ~ Phineas. Saudara perempuan dari Iris dan
anak dari Thaumas dan Electra.
Menurut mitologi, phineas merupakan seorang peramal dengan kemampuan
yang luar biasa. Karena kasihan kepada manusia, phineas mengungkapkan
masa depan terlalu banyak dan hal itu mengakibatkan zeus murka. Sebagai
hukumannya, zeus membuatnya buta dan menempatkannya disebuah pulau
bersama para harpy. Disediakannya sebuah meja yang penuh makanan, namun
phineas tidak pernah dapat memuaskan rasa laparnya karena makanan yang
diambilnya akan selalu diambil oleh para harpy. Deritanya baru berakhir
ketika Jason dan awak kapal Argonauts
menjebak para harpy dan membunuh mereka.
Hanya ada dua harpy : Aello dan Celeano / Podarge dan Ocypete, walau
sering ditemukan banyak kesalahan dimana disebutkan ada 3 ekor harpy.
sumber dan bahan referensi:
wikimedia, burung indonesia
www.indoforum.org