Permasalahan umum dalam penangkaran kenari

Meski terdengar mudah, namun tidak sedikit para penggemar burung kenari yang masih merasa kesulitan ketika mencoba menangkarkan burung kenari mereka, terutama dalam proses perjodohan dan perkembangbiakkannya. Beberapa tips seputar permasalahan umum dalam penangkaran kenari berikut ini bisa dijadikan panduan bagi anda terutama pemula yang mencoba terjun dalam dunia penangkaran.




 Secara umum masalah-masalah yang timbul ketika mencoba menangkarkan burung kenari, biasanya terjadi akibat beberapa hal yang menjadi penyebab kegagalan dalam penangkarannya. Adapun hal yang paling umum adalah:
Untuk mengetahui lebih jelasnya, mari kita simak pembahasan dan tips bagaimana mengatasinya berikut ini.

Burung yang belum juga mencapai kondisi birahi atau sulit berjodoh.

Keberhasilan penangkaran bisa didapat dari kondisi birahi kedua indukan yang muncul bersamaan, karena pada saat itu burung indukan akan mudah berpasangan / berjodoh dan memulai tahapan perkembangbiakkannya. Untuk mendapatkan burung dengan kondisi tersebut tentu kita tidak hanya dengan menyediakan sepasang burung kenari lalu di masukan begitu saja dalam kandang ternaknya, apalagi jika burung tersebut didapat dalam kondisi terpisah (belum jodoh/belum produksi).

Dalam mendapatkan pasangan burung yang siap diternakkan, maka beberapa persyaratan dibawah ini harus dipenuhi, yaitu :
Setelah memenuhi persyaratan di atas, namun burung masih sulit di jodohkan, maka tindakan yang bisa dilakukan adalah mengatur birahi dan pertemuan mereka. Dengan begitu burung kenari tersebut akan dirangsang untuk bisa saling membutuhkan dan menumbuhkan kesukaan satu sama lainnya.

Banyak cara yang dilakukan dalam upaya untuk memasangkan burung kenari agar mau berjodoh, ada beberapa yang cukup efektif namun ada juga yang membutuhkan waktu lama dalam proses perjodohannya.

Tips berikut ini bisa anda lakukan sebagai alternatif perjodohan yang cukup efektif, dan jika cara-cara lain tidak membuahkan hasil yang menggembirakan.
  1. Rutin mengembunkan kedua burung (jantan+betina) pada pagi-pagi hari sekali, yaitu antara pukul 05:00 - 06:00 pagi, pada waktu itu kedua burung bisa digantung secara berdekatan.
  2. Setelah matahari mulai terbit (pukul 06:30 - 08:00) kedua burung mulai dipisahkan dalam jarak yang cukup jauh, hal ini untuk memberi kesempatan pada burung jantan melantunkan nyanyiannya yang bisa merayu betina.
  3. Pada waktu dimandikan, kedua burung bisa dimandikan secara bersama-sama dan dijemur dengan kedua sangkar yang berdempetan, jangan lupa juga untuk memberikan pakan tambahannya berupa telur puyuh rebus.
  4. Siang hari hingga sore hari, kedua burung digantung secara berdekatan, dan untuk burung jantan, telur puyuh dilepas lalu diganti dengan sayur-sayuran seperti sawi, tauge, jagung muda, dll.  Sedangkan untuk burung betina, tetap diberikan telur puyuh dan ditambah dengan sayur-sayurannya berupa jagung muda, sawi atau tauge.
  5. Pada saat itu, kedua burung (jantan dan betina) bisa diberikan suplemen khusus penangkaran seperti BirdMature yang bermanfaat untuk mengontrol birahi dan mempercepat proses perjodohan burung yang sulit berjodoh.
  6. Menjelang malam hingga pagi hari, sangkar kedua burung ditempelkan dengan posisi tenggeran  searah, yang memungkinkan burung jantan dan betina akan tidur secara berdempetan, hal itu juga bisa menjadi tanda kalau burung telah saling menerima satu sama lainnya atau berjodoh.
  7. Lakukan hal-hal di atas secara rutin selama beberapa hari, sampai kedua burung benar-benar siap untuk dikawinkan, yang ditandai dengan burung betina yang menunjukkan tanda-tanda ingin dikawin, serta burung jantan yang semakin lantang dengan suara kicauannya.

Kegagalan akibat terganggunya perkawinan atau proses pembuahan

Selain dari masalah perjodohan, masalah lain yang juga menghambat proses penangkaran adalah terganggunya proses perkawinan atau pembuahan. Ada beberapa macam gangguan yang bisa menimpa pada burung yang sedang ditangkarkan, dan gangguan tersebut rata-rata bersifat fisik alias gangguan dari luar seperti:
  1. Adanya hewan pengganggu  seperti tokek, cicak, kadal, dll yang bisa membuat takut kedua burung kenari.
  2. Tenggeran yang tidak kokoh atau goyang, sehingga menyulitkan mereka ketika melakukan ritual perkawinannya.
  3. Terhambatnya proses pembuahan akibat bulu-bulu yang terlalu tebal.

Nah, untuk poin pertama dan kedua anda bisa melakukan tindakan antisipasi dan pencegahannya dengan melakukan tindakan yang diperlukan, namun untuk point ketiga diperlukan tips-tips khusus dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Seperti disebutkan di sini, bulu-bulu yang terlalu tebal dari indukan jantan atau betina, bisa menghambat proses pembuahannya. Selain itu juga menyulitkan burung jantan ketika mencoba membuahi burung betinanya.

Untuk itu diperlukan tindakan yang sangat penting untuk dilakukan, yaitu memangkas bulu-bulu di sekitar kloaka atau organ seksual dari kedua burung tersebut.
Memangkas bulu atau mencukur bulu yang terlalu tebal di sekitar kloaka akan memberikan peluang keberhasilan yang lebih besar sewaktu perkawinanya.

Memangkas bulu sekitar vent burung betina (kiri) dan burung jantan kanan
-
Itulah beberapa hal-hal yang paling umum dan menjadi topik pembahasan para penangkar pemula yang kesulitan ketika mencoba menangkarkan kenarinya. 

Semoga dengan tips dan panduan di atas, bisa memberi pengetahuan pada para penggemar burung terutama kenari, sehingga menjadi lebih bersemangat untuk terus mencoba menangkarkan burungnya, meskipun pernah mengalami kegagalan.
 


Terus berusaha adalah jalan terbaik, Salam kicau!.

Labels: ,