"Untuk burung inang, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah membuang telur asing yang berada dalam sarang mereka, namun jika mereka mendapat balasan dari burung parasit yang akan menghancurkan sarang mereka, maka yang bisa dilakukan adalah beradaptasi dan mau menerima telur dari burung parasit tersebut," kata Abou Chakra.
Untuk menguji hipotesis ini, para peneliti mengembangkan model matematika. Ternyata burung parasit meletakkan tidak lebih dari satu telur dalam sarang host burung, yang burung yang mungkin menerima atau menolak. Sebuah model yang lebih kompleks menawarkan lebih dari satu telur di sarang tuan rumah, yang masing-masing dapat disimpan atau dibuang oleh burung tuan rumah.
Untuk menguji hipotesis ini, para peneliti mengembangkan model matematika dalam penelitiannya. Dari situ terungkap bahwa burung parasit meletakkan tidak lebih dari satu butir telur dalam sarang burung inang, yang membuat burung tersebut mungkin mau menerima atau bahkan menolaknya, namun sebuah model yang lebih kompleks menawarkan lebih dari satu butir telur dalam sarang burung inang, sehingga burung bisa membuang telur yang satu lalu merawat yang satu lagi.
"Ahli biologi lebih memilih model yang kompleks, karena lebih dekat dengan realitas Tapi kita sampai pada kesimpulan yang sama dengan kedua model:. Dinamika interaksi antara host dan parasit adalah siklus," kata Abou Chakra.
Para peneliti juga menemukan bahwa keseimbangan antara burung inang dengan burung parasit tidak pernah terbentuk. Sebaliknya, jika burung-burung tuan rumah lebih sering meninggalkan telur burung parasit, maka burung parasit ini akan menjadi lebih agresif dengan burung tuan rumah, sampai akhirnya burung tuan rumah itu mau menerima telur parasit.
Sampai akhirnya, burung tuan rumah akan kembali memiliki keberanian untuk membuang telur parasit pada musim berikutnya, yang menyebabkan siklus tersebut kembali berulang.
Yang menarik di sini adalah, beberapa spesies burung parasit justru memiliki telur dengan pola dan warna yang sama sekali berbeda dengan telur asli milik burung inang. Para peneliti kemudian berteori bahwa hal tersebut mungkin menguntungkan bagi burung parasit , sehingga mereka bisa bertelur di sarang berbagai jenis burung inang , lalu akan berlaku seperti mafia pada sejumlah spesies.
Pada penelitian selanjutnya, para peneliti berencana untuk mempelajari situasi yang bisa menguntungkan burung parasit yang bisa membuat mereka berperilaku seperti mafia yang meminta bayaran.