Inilah 3 spesies burung paling langka di dunia

Empat tahun sekali, BirdLife International mengkaji secara komprehensif status ancaman terhadap lebih dari 10.000 spesies burung di dunia atas nama Badan Konservasi Internasional (IUCN). 
Beberapa burung yang dikategorikan paling terancam atau Critically Endangered adalah spesies yang cenderung menjadi punah pada masa mendatang, kecuali jika segera diambil tindakan pencegahan untuk melestarikan mereka. Dan berikut adalah 3 spesies burung paling langka di dunia.



1. Burung Ibis Jambul Asia (Asian Crested Ibis)




Asian Crested Ibis adalah satu-satunya spesies burung dari keluarga genus Nipponia Threskiornithidae (ibis). Burung ibis jambul memiliki bulu putih dengan kulit merah atau pink yang bersinar. Burung ini sebelumnya banyak ditemukan di seluruh Asia, namun sekarang hanya beberapa individu yang tersisa, dengan perkiraan antara 50 sampai 250 ekor yang tinggal di dunia. Selain di kawasan Asia (terutama Cina), burung ini juga dapat ditemui di Jepang dan beberapa wilayah timur Russia. Mereka mudah dikenali karena memiliki bentuk kepala indah yang ditumbuhi bulu tebal dengan wajah, serta kaki berwarna merah. Mereka biasa berkumpul di daerah perairan seperti pinggiran sungai besar, rawa, dan bendungan. Mereka membuat sarangnya dan berlindung di pepohonan yang tinggi.

Burung ini telah punah dari sebagian besar habitat aslinya. Terdaftar sebagai terancam punah, ada beberapa kabar baik dari pemerintah Cina dan Jepang. Pemerintah Cina dan Jepang mengambil langkah-langkah untuk melestarikan dan melindungi burung ini. Melalui kawasan hutan lindung dan program penangkaran, populasi burung ini secara perlahan meningkat secara keseluruhan. Ada sebuah enklave kecil burung ibis jambul liar di provinsi Shanxi di Cina, sementara di Jepang telah diperkenalkan kembali 10 burung ke alam liar. Antara tahun 2008 hingga 2009, beberapa ekor terbang ke Jepang sebagai burung migran, dan ditangkap untuk dibiakkan. Sejumlah 30 ekor sudah dilepas kembali ke alam bebas di Jepang.



2. Burung Kakapo



Burung Kakapo merupakan salah satu dari beberapa burung terbang di dunia dan anggota dari keluarga burung beo, adalah bayan terberat., dan herbivora. Burung ini adalah salah satu burung yang hidup terpanjang. Kakapo adalah spesies burung nokturnal yang teraneh dan langka di dunia. Beratnya sekitar 3,5 kg atau sekitar 8 pon. Hewan ini memiliki wajah bundar datar bersensor yang berbeda, bulu seperti vibrissa, paruh abu-abu lebar, lengan pendek, kaki lebar, dengan sayap dan ekor relatif pendek. Burung ini ditemukan di sebuah pedesaan Selandia Baru, sebuah habitat bagi berbagai jenis reptil dan burung. Ia tidak dapat bertarung mempertahankan diri dan sangat rentan untuk diserang oleh pemangsa.

Kakapo dimasukkan sebagai spesies yang kritis; hanya 86 individu hidup yang diketahui, seluruhnya telah diberi nama. Nenek moyang Kakapo bermigrasi ke kepulauan Selandia Baru saat zaman prasejarah; hewan ini kehilangan kemampuan terbang. Akibat kolonisasi orang Polinesia dan Eropa, dan masuknya pemangsa baru seperti kucing, tikus, dan cerpelai, banyak burung kakapo yang dimangsa. Usaha konservasi dimulai tahun 1890-an, namun hewan ini tidak berhasil hingga implementasi Rencana Pemulihan Kakapo tahun 1980-an. Kakapo, seperti banyak spesies burung lain, memiliki sejarah penting terhadap suku Māori, orang pribumi Selandia Baru, sehingga muncul dalam banyak legenda dan cerita rakyat tradisional.

3. The Red Crowned Crane/Bangau Mahkota Merah




Keberadaannya tidak saja hanya di Jepang, melainkan hampir di beberapa wilayah kawasan benua Asia. Spesies ini juga dikenal dengan sebutan Bangau Manchuria ataupun Bangau Jepang. Ukuran burung ini cukup besar.. Bangau Manchuria adalah simbol kesetiaan, kemakmuran, dan keberuntungan. Bulunya didominasi warna putih dan beberapa bagian berwarna hitam sepeti leher atas, sayap bagian bawah dan ekor, dan bagian istimewa tentu saja warna merah yang ada dipuncak kepalanya yang berwarna merah. Rata-rata panjang tubuhnya 136 cm sementara tinggi tubuhnya 158 cm.

Burung bangau Red Crowned ini sangat langka dan unik dibandingkan dengan spesies yang lain, dimana burung ini terdapat bulu yang sangat bersih putih. Karena adanya asosiasi yang menjaga dan melestarikan burung bangau Red Crowned ini, burung bangau yang telah menetap di Hokkaido tidak berpindah ke tempat lain walaupun pada saat musim dingin. Akan tetapi populasi burung bangau Red Crowned di sekitar China Utara, Siberia dan Mongolia berpindah tempat ke China Timur dan Korea pada waktu musim dingin.

Labels: ,