Pulau Seram: pulau dengan jumlah burung endemik terbanyak

Tahukah anda Pulau dengan populasi burung endemik terbanyak menurut Birdlife International terdapat di wilayah Indonesia, yaitu di Pulau Seram yang terletak di sebelah utara Pulau Ambon, Provinsi Maluku. Birdlife international bahkan menyebut Pulau Seram dan pulau-pulau kecil yang menyertainya sebagai Endemic Bird Area (EBA) dan memasukan Pulau Seram sebagai Important Bird Areas (IBAs).
Pulau Seram yang terletak di Maluku Tengah
Pulau Seram yang terletak di Maluku Tengah
Interior Seram adalah pegunungan, dengan beberapa rentang ketinggia
n yang mencapai lebih dari 1.000 m dan titik tertinggi terdapat di Gunung Binaiya, bagian dari bukit tengah Merkele yang ketinggiannya  mencapai 3.027 m. Pulau-pulau disekitarnya yang lebih kecil dari EBA juga berbukit, tetapi hanya Ambon yang memiliki ketinggian lebih dari 1.000 m.
Gunung Binaiya Taman Nasional Manusela Pulau Seram
Gunung Binaiya Taman Nasional Manusela Pulau Seram
Pulau Seram secara ekologis memiliki 7 tipe vegetasi yang berturut-turut dari pesisir pantai hingga puncak Gunung Binaiya, vegetasi tersebut sangat diperlukan dan penting bagi habitat burung-burung didalamnya, yaitu.
  1. Hutan Mangrove (Mangrove Formation)
  2. Hutan Rawa Dataran rendah ( Lowland Swamp Forest)
  3. Hutan Rawa Dataran rendah ( Lowland Swamp Forest)
  4. Vegetasi tebing Sungai (Riverbank Vegetation)
  5. Hutan Hujan dataran rendah ( lowland Rain Forest)
  6. Hujan Hujan Pegunungan (mountain Rain Forest)
  7. Hutan Lumut ( Elfin /Moss Forest)
Seram masih merupakan Pulau dengan kondisi hutan yang baik, meskipun darah dataran rendah menjadi konsentrasi populasi penduduk khususnya di sepanjang pantai dan di wilayah bagian barat. Saat ini yang menjadi ancaman terhadap EBA adalah ekstraksi kayu, pengeboran minyak dan perburuan liar yang memperdagangkan burung-burung langka khususnya burung paruh bengkok seperti kakaktua Seram (Cacatua moluccensis), nuri raja (Alisterus amboinensis), nuri kepala hitam (Lorius domicella) dan sebagainya. Di Ambon misalnya dengan jumlah populasi penduduk yang padat, namun Zosterops kuehni mampu beradaptasi dengan baik di habitat buatan manusia. Sedangkan di Boano, pohon ditebang untuk kayu, namun kegiatan ini tampaknya tidak fokus pada petak-petak hutan sekunder dimana kehicap boano (Monarcha boanensis) masih bertahan (Moeliker dan Heij 1995). Terdapat sekitar lima spesies burung di Pulau Seram yang kini di klasifikasikan sebagai terancam, yaitu :
Kakatua Seram yang dipeliahra penduduk setempat
Kakatua Seram yang dipelihara penduduk setempat
Sementara spesies lainnya seperti anis maluku (Zoothera dumasi) masih diperlakukan sebagai Data Deficient atau Data belum mencukupi . Kawasan lindung kunci untuk konservasi EBA ini adalah Taman Nasional Manusela di pusat Seram. Ini mencakup sekitar 10% dari wilayah daratan EBA, dan berisi semua ekosistem hutan Seram itu dari permukaan laut ke puncak Gunung Binaiya (Edwards 1993b), dan hampir semua jenis burung-range terbatas terjadi di sana. Kunci dari kawasan dilindungi untuk daerah konservasi EBA adalah Taman Nasional Manusela di seram tengah yang menckup 10% dari kawasan darat EBA dan berisi semua ekosistem hutan Seram mulai dari permukaan laut hingga ke puncak Gunung Binaiya dan hampir semua burung dengan penyebaran terbatas terdapat disana. Kini kawasan yang dilindungi sudah bertambah termasuk Bula Wae dan Gunung Sahuai (namun Wae Bula kini telah kehilangan sebagian besar wilayah konservasi) dan hutan di Pegunungan tertinggi yang terletak di seram timur yang penting untuk habitat beberapa spesies termasuk nuri kepala hitam dan kakatua Seram.
Nuri kepala hitam burung endemik dari Pulau Seram
Nuri kepala hitam burung endemik dari Pulau Seram
Berikut beberapa spesies burung endemik yang berada di Pulau Seram dan Pulau sekitarnya.
SpesiesIUCN Category
Moluccan Megapode (Eulipoa wallacei)VU
Rufous-necked Sparrowhawk (Accipiter erythrauchen)LC
White-eyed Imperial-pigeon (Ducula perspicillata)LC
Elegant Imperial-pigeon (Ducula concinna)LC
Long-tailed Mountain-pigeon (Gymnophaps mada)LC
Salmon-crested Cockatoo (Cacatua moluccensis)VU
Red Lory (Eos bornea)LC
Blue-eared Lory (Eos semilarvata)LC
Purple-naped Lory (Lorius domicella)EN
Moluccan Hawk-owl (Ninox squamipila)LC
Lazuli Kingfisher (Todiramphus lazuli)NT
Grey-necked Friarbird (Philemon subcorniculatus)LC
Olive Honeyeater (Lichmera argentauris)LC
Seram Honeyeater (Lichmera monticola)LC
Drab Myzomela (Myzomela blasii)LC
Moluccan Cuckooshrike (Coracina atriceps)LC
Pale Cicadabird (Coracina ceramensis)LC
Drab Whistler (Pachycephala griseonota)LC
Grey-collared Oriole (Oriolus forsteni)LC
Streaky-breasted Fantail (Rhipidura dedemi)LC
Black-chinned Monarch (Monarcha boanensis)CR
Dark-grey Flycatcher (Myiagra galeata)LC
Chestnut-backed Bush-warbler (Bradypterus castaneus)LC
Ambon Yellow White-eye (Zosterops kuehni)NT
Bicoloured White-eye (Tephrozosterops stalkeri)LC
Grey-hooded White-eye (Lophozosterops pinaiae)LC
Long-crested Myna (Basilornis corythaix)LC
 (Zoothera dumasi)NR
Cinnamon-chested Flycatcher (Ficedula buruensis)LC
Ashy Flowerpecker (Dicaeum vulneratum)LC
Sedangkan beberapa kawasan yang termasuk kawasan penting konservasi atau IBAs ( Important Bird Areas ) adalah ;
Semoga kawasan tersebut tetap menjadi kawasan konservasi dan perlindungan bagi burung-burung langka dan dilindungi.

Labels: