istilah 'f1" untuk burung kenari
Para penghobi
unggas khususnya Kenari tentunya tidak asing dengan istilah ; kenari
lokal, impor, F1, F2, F3 dan AF. Dalam tulisan ini kami akan berbagi
pengalaman tentang Istillah “ F “ yang biasa kita dengar, mungkin topik
tulisan sudah ada yang menulisnya akan tetapi anggaplah tulisan ini
merupakan pelengkap bagi yang memerukannya. Dibeberapa daerah
penafsiran Istilah “ F “ berbeda-beda, namun hal itu bukanlah merupakan
patokan mutlak untuk menentukan kenari itu berkualitas. Di Yogyakarta
istilah istilah “ F ” akan berbeda dengan di Surabaya, Malang,
Cirebon, Bandung, Jakarta atau didaerah lain di Indonesia.
Teori Genetika oleh ilmuan Gregor Johann Mendel, berpendapat “ F ” = merupakan singkatan dari kata Filial yang berarti Keturunan. Dalam setiap perkawinan / persilangan menurut Mendel akan mewarisi Hereditas sifat induknya (parental). Secara Hereditas ( pewaris sifat dari induk kepada keturunannya ) Mendel berpendapat, sbb :
- Hibrid
(hasil persilangan antara dua individsu dengan tanda beda) memiliki
sifat yang mirip dengan induknya dan setiap hibrid mempunyai sifat yang
sama dengan hibrid yang lain dari spesies yang sama.
- Karakter
atau sifat dari keturunan suatu hibrid selalu timbul kembali secara
teratur dan inilah yang memberi petunjuk kepada Mendel bahwa tentu ada
faktor-faktor tertentu yang mengambil peran dalam pemindahan sifat dari
satu generasi ke generasi berikutnya (gen).
- Faktor keturunan, mengikuti distribusi yang logis.
Teori ini secara langsung dipraktek dipenangkaran kami, tebukti benar seperti yang didivinisikan Mendel, dalam
penyilangan kami menggunakan indukan (jantan) Kenari impor Yorkshire
dan Lizard, disilangkan dengan indukan (betina) kenari Local .
Penyilangan yang kami lakukan dengan memperhatikan aspek ; Parental
(indukan) dan Fenotipe (karakter/sifat yang dapat diamati seperti ;
bentuk, warna, suara, dll) dari bakal calon indukan, dengan hasil,
sebagai berikut :
- Kenari Yorkshire (kuning) jantan dengan betina local (bon hijau) disilangkan turunannya di-Istilahkan “ F.1 “,
dengan gen Dominan Hereditas 50 % Yorkshire ;25 % = warna dominan
kuning berpostur semi Yorkshire.25 % = warna dominan bon hijau
berpostur semi Yorkshire.50 % = warna Campuran (hijau dan kuning)
berpostur semi Yorkshire.
- Jika kenari F.1 (bon hijau) jantan dengan betina F.1(kuning) disilangkan dari turunan berbeda anakannya di-Istilahkan “ F.2 “,
dengan gen Dominan Hereditas 25 % Yorkshire ; 25 % = warna
dominan kuning berpostur sedang strain Yorkshire hilang.25 %
= warna dominan bon hijau berpostur sedang strain Yorkshire
hilang.25 % = warna campuran berpostur sedang strain Yorkshire
hilang.25 % = warna campuran atau bon hijau / kuning berpostur
kecil.
- Selanjutnya jika kenari F.2 dengan F.2 disilangkan dari turunan berbeda anakannya di-Istilahkan Kenari “ F.3 ”.
Begitu seterusnya jika kenari F.3 dengan F.3 disilangkan keturunan di-Istilah Kenari “ F.4 ”, dan seterusnya hingga “ F “ ( ? ). Pada tahap persilangan berjenjang ini strain Yorkshire akan hilang dan dominant menjadi kenari berpostur kecil / local.

“ F “ (Filial) yang berarti Keturunan, hanyalah
Istilah yang lazim dipakai oleh kalangan penangkar / penghobi kenari
bukan merupakan patokan mutlak, pengklasifikasian ini secara umum
bertujuan untuk membedakan hereditas fenotipe terbaik dari hasil
persilangan guna meningkatkan kualitas fenotipe menjadi kenari unggulan
yang layak tanding dan menjadi KENARI JUARA.
Sebagai informasi tambahan, jenis keturunan yang sering disebut AF sebenarnya asing ditemui dalam istilah biologi dan bahkan mungkin tidak ada. Namun sudah terlanjur beredar umum dan setidaknya perlu dijelaskan bahwa kenari AF dihasilkan dari keturunan Filial F1/F2/F3 (bukan jenis fixed strain) yang kemudian dikawinkan dengan kenari lokal atau kenari non fix strain dalam 3 tingkatan ke depan. Dengan kata lain perkawinan sesama non fix strain akan menghasilkan keturunan yang disebut AF. dari AF inilah kemudian beredar lagi isitilah istilah baru seperti Loper atau Lokal Super dsb.
Sumber informasi :
Matrix Canary Bird : Drs Bagus Hariyanto, SH
berbagai sumber
Labels: informasi burung, kenari